Diskresi, PACE, dan 3AM Studio Berbagi Cerita Sekolah di Luar Negeri

Komunitas diskusi mahasiswa Prodi Pendidikan Musik UNP Diskresi (Diskusi Sore sambil ngopi) bekerjasama dengan komunitas PACE (Partnership for Action on Community Education) dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) UNP pada Jumat malam 20 november 2020 menginisiasi kegiatan yang ditujukan khusus bagi para pejuang beasiswa dengan tajuk “Berbagi Cerita: Sekolah di Luar Negeri” yang diselenggarakan di 3AM Studio kota Padang.

Pada kegiatan tersebut, narasumber yang diundang untuk membagikan pengalamannya adalah Dedi Supendra, S. Pd., MA. (selanjutnya: Dedi) dosen dari Jurusan Teknologi Pendidikan UNP, seorang alumni Master’s Program of Digital Technologies Communication and Education dari University of Manchester UK yang mendapatkan kesempatan studi ke luar negeri melalui beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) tahun 2015.

Malam itu Dedi memulai kisahnya dengan menguatkan keyakinan para hadirin bahwa setiap orang pasti bisa menggapai mimpinya jika terus berupaya dan bersabar dalam memperjuangkan mimpi tersebut. Dedi mendefinisikan mimpi dengan sesuatu yang membuat seseorang bahagia atau bertenaga sebelum, saat, dan setelah mendapatkannya. Dedi juga mengajak seluruh peserta yang hadir untuk memperjuangkan mimpi tersebut apa pun bentuknya selagi mimpi itu bersifat positif.

Salah satu mimpi Dedi adalah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke luar negeri yang terkadang masih ditanggapi pesimis bagi sebagian orang di Indonesia, seperti misalnya: “ah, pasti susah kalau sekolah di luar negeri, kemampuan bahasa Inggris-ku jelek, punya uang darimana untuk biaya kuliahnya?, untuk mendapatkan beasiswa kan sulit karena saingannya banyak, bagaimana cara untuk bertahan hidup di sana?, bagaimana kalau ada masalah yang menimpa sedangkan kita jauh dari tanah air?, bagaimana jika terjadi sesuatu terhadap keluarga sedangkan kita jauh di luar negeri?, dan lain sebagainya”.

Segudang kekhawatiran tersebut menurut Dedi sangat lumrah datang menghantui, namun menurut Dedi kita tidak akan pernah tahu jika tidak mengalaminya. Dedi menjelaskan bahwa ia bukanlah orang yang mendapatkan beasiswa dengan jalan mulus tanpa lika-liku. Berkali-kali ia mengalami berbagai rintangan dan kegagalan ketika berjuang untuk memperoleh beasiswa dari berbagai lembaga.

Berkali-kali gagal tidak membuat Dedi patah arang, ia justru semakin memacu dirinya untuk terus berusaha dan berdoa, hingga akhirnya pada tahun 2015 Dedi memperoleh beasiswa LPDP dari pemerintah Indonesia untuk menempuh studi lanjut S2 nya di University of Manchester UK. “Tuhan akan bersama-sama orang yang memperjuangkan mimpinya,” ujar Dedi malam itu kembali meyakinkan seluruh peserta.

Setelah Dedi membagikan kisah perjuangannya menggapai mimpi memperoleh beasiswa studi ke luar negeri, intermeso dimeriahkan oleh penampilan duet pengurus Diskresi Mahdi dan Lanang yang menyajikan beberapa repertoar lagu dengan iringan gitar akustik sehingga membuat suasana menjadi semakin hangat dan menyenangkan. Ditambah lagi, setiap kegiatan Diskresi pasti ada kopi yang dibagikan secara gratis.

Usai intermeso, sesi pertanyaan pun dimulai. Pertanyaan yang dilontarkan tidak hanya berasal dari peserta yang hadir di lokasi malam hari itu, namun banyak juga yang bertanya melalui aplikasi Zoom. Sebagian pertanyaan peserta bersifat teknis, seperti bagaimana persiapan tes TOEFl atau IELTS, bagaimana cara mendapatkan informasi beasiswa, dan apa saja prasyarat dan syarat memperoleh beasiswa, bagaimana proses wawancara, dan sebagainya. Sedangkan sebagian peserta lainnya bertanya terkait pengalaman Dedi selama studi di luar negeri, seperti bagaimana adaptasi makanan di sana, bagaimana beribadat di sana, bagaimana biaya sewa tempat tinggal di sana, dan sebagainya.

Malam semakin larut, kopi di gelas pun telah surut. Sepenggal kisah perjalanan Dedi dalam menggapai dan menjalani mimpinya dapat dikunjungi pada tautan berikut:  https://supendradedi.wordpress.com/

Akhir acara ditutup dengan pemberian cinderamata dan sertifikat yang diserahkan oleh Khairul Mahdi (ketua komunitas Diskresi) kepada Dedi Supendra, S. Pd., MA. selaku pembicara dan Alim Harun Pamungkas, M. Pd. (dosen Jurusan PLS UNP) selaku moderator. Tidak lupa wefie pun dilakukan sebagai ritual wajib bagi para milenial yang hadir.

kontributor: ADP (21/12/20)

Komentar disini

You may also like...

Leave a Reply